Sumber [ eramuslim.com] Dr Ismail Muhammad Sayyid Thanthawi, seorang ulama Al-Azhar dan juga anggota Majma' al-Buhuts Islamiyah (lembaga riset Islam Al-Azhar), mengkritisi sistem demokrasi secara umum dan menyerukan umat Islam untuk kembali ke sistem Syura, sembari mengatakan: "Ini saatnya kita mengelola pemerintahan dengan sistem Syura yang ada dalam Islam, karena sistem tersebut kita melihatnya berbeda dari setiap sistem parlemen yang ada di seluruh dunia, baik di zaman dahulu maupun di zaman modern saat ini."
Hal tersebut disampaikan oleh Dr Ismail Muhammad Sayyid Thanthawi selama seminar bulanan yang diselenggarakan oleh Majelis lembaga riset Islam Al-Azhar dengan judul "Aspek kebesaran syura Nabi dan toleransi," Apakah ada dalam Pemilu?
Dalam menjelaskan itu semua Dr Sayyid Thanthawi menyatakan bahwa dalam sistem demokrasi yang menghasilkan pemilu, semuanya bersifat rahasia, menekankan bahwa dalam sistem Syura Islam, Dewan Syura justru lebih banyak berada di masjid masjid dan masyarakat bisa langsung bertemu serta menyampaikan pandangan mereka secara terus terang, tanpa takut akan sesuatu hal.
Dr Muhammad Sayyid Thanthawi menjelaskan kisah tentang Ratu Saba' yang memiliki 313 konsultan dalam rangka mengurus pemerintahannya dan berkonsultasi dengan mereka setiap waktu, sedangkan khalifah Umar Bin Al Khattab, ra memiliki 6 sahabat utama dalam majelis syuranya dalam rangka membantunya menjalankan roda pemerintahan dan berkonsultasi dengan mereka dalam urusan kaum muslimin.(fq/imo)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.